<p><p><span style="background-color: transparent;">Kalian tahu nggak kalau kecubung (Datura metel) sering dipakai sebagai tanaman hias di Indonesia? Selain cantik, kecubung mengandung banyak nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, tanin, dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Katanya, tanaman ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari memar, sakit gigi, demam, rematik, asam urat, sampai asma. Bunganya memang indah dan bermanfaat sebagai obat.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Tapi, hati-hati ya, karena Badan Narkotika Nasional (BNN) pernah mengingatkan bahwa kecubung bisa sangat berbahaya jika dikonsumsi sembarangan.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Jadi, jangan asal mencoba makan kecubung! Efeknya bisa menimbulkan halusinasi dan berbagai efek seram lainnya.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Menurut laporan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), kecubung dianggap memiliki efek yang lebih berbahaya daripada ganja, sabu, ekstasi, heroin, dan kokain.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Meskipun bukan narkotika, kecubung ternyata punya sifat anestesi yang bisa digunakan untuk pembiusan, berkat kandungan metil kristalin yang membuat tubuh rileks.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Bahkan kecubung mengandung skopolamin, yang digunakan dalam obat-obatan psikotropika golongan antikolinergik. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Namun, penyalahgunaannya dapat memiliki efek yang serius, bahkan dikatakan dapat membuat seseorang berperilaku seperti zombie.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Menurut Dr. Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN), ketika ditanya tentang seberapa banyak kecubung yang diperlukan untuk menyebabkan seseorang mabuk, dia menjelaskan setiap individu memiliki toleransi yang berbeda terhadap zat-zat aktif dalam kecubung. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Ini terutama berlaku untuk mereka yang belum pernah menggunakan sebelumnya atau yang sering disebut sebagai pengguna naive.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Pengguna naive cenderung lebih rentan terhadap efek kecubung karena tubuh mereka belum terbiasa dengan zat-zat psikoaktif yang terkandung di dalamnya. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Sehingga, bahkan dalam jumlah yang relatif kecil, kecubung dapat menyebabkan efek yang signifikan, termasuk mabuk atau bahkan halusinasi.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Penjelasan ini menyoroti pentingnya memahami bahwa bahaya kecubung tidak hanya berasal dari dosis yang besar, tetapi juga dari respons yang sangat individual terhadap zat-zat kimia di dalamnya. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Oleh karena itu, penggunaan kecubung tanpa pemahaman yang cukup atau pengawasan medis yang tepat dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Adapun bagian dari kecubung yang sering digunakan untuk tujuan membuat mabuk adalah biji buahnya. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Penggunaan biji ini bisa menghasilkan efek psikoaktif yang dicari oleh pengguna, terutama dalam konteks penyalahgunaan untuk rekreasi seperti dalam praktik cocktailing.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">"Cocktailing" adalah praktik mencampur kecubung dengan minuman beralkohol atau dengan narkoba atau zat-zat lainnya. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Dokter Hari mengungkapkan ini merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan kecubung yang beragam, misalnya sambil minum alkohol atau dicampur narkoba. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Campuran ini dapat menghasilkan efek yang diinginkan oleh pengguna, namun juga meningkatkan risiko serius terhadap kesehatan.</span></p><p><strong style="background-color: transparent;">Halusinasi dan Kecanduan</strong></p><p><span style="background-color: transparent;">Kecubung dengan kandungan alkaloid tropana yang dimilikinya, merupakan tanaman yang memiliki potensi bahaya yang signifikan jika digunakan secara tidak benar. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Alkaloid tropana ini memiliki efek antikolinergik yang kuat, yang dapat mengganggu sistem saraf pusat manusia dan menyebabkan berbagai dampak negatif.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Salah satu efek utama dari mengonsumsi kecubung adalah timbulnya gejala seperti halusinasi, kejang, dan delirium.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Gejala halusinasi yang dipicu oleh kecubung dapat membuat pengguna mengalami pengalaman sensorik yang tidak nyata dan tidak dapat dijelaskan secara rasional. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Selain itu, kecubung juga dapat menyebabkan kejang otot yang parah, yang merupakan respons dari sistem saraf terhadap racun yang terkandung di dalamnya. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Delirium, yang merupakan kondisi penurunan kesadaran yang akut, juga dapat terjadi, menyebabkan pengalaman kebingungan parah dan hilangnya kesadaran akan lingkungan sekitar.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Penggunaan kecubung juga rentan terhadap kecanduan. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Efek psikoaktifnya, termasuk rasa senang berlebih (euphoria) yang mungkin dialami setelah mengonsumsinya, dapat menjadi pemicu untuk penggunaan berulang. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Bagian dari tanaman ini yang paling sering disalahgunakan untuk tujuan rekreasi adalah biji buahnya.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Biji kecubung mengandung konsentrasi tinggi alkaloid tropana dan bisa sangat beracun jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis yang ketat.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Dalam beberapa kasus, penggunaan kecubung untuk tujuan rekreasi dapat berujung pada peristiwa berbahaya seperti overdosis atau keracunan serius. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Efek jangka panjang dari paparan berulang terhadap alkaloid tropana dalam kecubung juga belum sepenuhnya dipahami, tetapi dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf dan organ tubuh lainnya.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Penting untuk diingat bahwa tanaman ini tidak boleh digunakan atau dikonsumsi kecuali di bawah pengawasan medis yang ketat dan untuk tujuan yang jelas dalam pengobatan.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Penyalahgunaan kecubung untuk tujuan rekreasi atau eksperimental sangat tidak disarankan karena potensi bahayanya yang besar dan risiko serius yang dapat terjadi.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Penting untuk diingat bahwa kecubung bukanlah tanaman yang aman untuk digunakan tanpa pengawasan yang tepat. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Efek sampingnya yang serius, termasuk potensi untuk menyebabkan ketergantungan dan kerusakan sistem saraf, membuatnya menjadi substansi yang tidak boleh dianggap remeh. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Pendidikan yang tepat mengenai bahaya kecubung dan peningkatan kesadaran akan risiko yang terkait dengan penyalahgunaannya sangat penting untuk mencegah dampak negatif yang lebih lanjut bagi masyarakat.</span></p><p><strong style="background-color: transparent;">Dehidrasi</strong></p><p><span style="background-color: transparent;">Konsumsi kecubung dapat mengakibatkan dehidrasi yang serius pada tubuh manusia. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Tanaman ini mengandung zat-zat kimia seperti alkaloid tropana, termasuk skopolamin, yang memiliki efek antikolinergik yang kuat. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Efek ini dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar keringat dan menghambat mekanisme tubuh untuk mempertahankan kadar air yang seimbang.</span></p><p><span style="background-color: transparent;">Pada kondisi dehidrasi akut, tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Gejalanya termasuk mulut kering, haus yang tidak terpuaskan, kulit kering, pusing. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Pada kasus yang lebih parah, dehidrasi dapat mengarah pada masalah kesehatan yang lebih serius seperti gagal ginjal, kejang, atau bahkan koma. </span></p><p><span style="background-color: transparent;">Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari penggunaan kecubung secara tidak aman atau tanpa pengawasan medis yang tepat, mengingat potensi efek buruk yang dapat ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia.</span></p></p>
Kalian tahu nggak kalau kecubung (Datura metel) sering dipakai sebagai tanaman hias di Indonesia? Selain cantik, kecubung mengandung banyak nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, tanin, dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan.
Katanya, tanaman ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari memar, sakit gigi, demam, rematik, asam urat, sampai asma. Bunganya memang indah dan bermanfaat sebagai obat.
Tapi, hati-hati ya, karena Badan Narkotika Nasional (BNN) pernah mengingatkan bahwa kecubung bisa sangat berbahaya jika dikonsumsi sembarangan.
Jadi, jangan asal mencoba makan kecubung! Efeknya bisa menimbulkan halusinasi dan berbagai efek seram lainnya.
Menurut laporan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), kecubung dianggap memiliki efek yang lebih berbahaya daripada ganja, sabu, ekstasi, heroin, dan kokain.
Meskipun bukan narkotika, kecubung ternyata punya sifat anestesi yang bisa digunakan untuk pembiusan, berkat kandungan metil kristalin yang membuat tubuh rileks.
Bahkan kecubung mengandung skopolamin, yang digunakan dalam obat-obatan psikotropika golongan antikolinergik.
Namun, penyalahgunaannya dapat memiliki efek yang serius, bahkan dikatakan dapat membuat seseorang berperilaku seperti zombie.
Menurut Dr. Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN), ketika ditanya tentang seberapa banyak kecubung yang diperlukan untuk menyebabkan seseorang mabuk, dia menjelaskan setiap individu memiliki toleransi yang berbeda terhadap zat-zat aktif dalam kecubung.
Ini terutama berlaku untuk mereka yang belum pernah menggunakan sebelumnya atau yang sering disebut sebagai pengguna naive.
Pengguna naive cenderung lebih rentan terhadap efek kecubung karena tubuh mereka belum terbiasa dengan zat-zat psikoaktif yang terkandung di dalamnya.
Sehingga, bahkan dalam jumlah yang relatif kecil, kecubung dapat menyebabkan efek yang signifikan, termasuk mabuk atau bahkan halusinasi.
Penjelasan ini menyoroti pentingnya memahami bahwa bahaya kecubung tidak hanya berasal dari dosis yang besar, tetapi juga dari respons yang sangat individual terhadap zat-zat kimia di dalamnya.
Oleh karena itu, penggunaan kecubung tanpa pemahaman yang cukup atau pengawasan medis yang tepat dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang.
Adapun bagian dari kecubung yang sering digunakan untuk tujuan membuat mabuk adalah biji buahnya.
Penggunaan biji ini bisa menghasilkan efek psikoaktif yang dicari oleh pengguna, terutama dalam konteks penyalahgunaan untuk rekreasi seperti dalam praktik cocktailing.
"Cocktailing" adalah praktik mencampur kecubung dengan minuman beralkohol atau dengan narkoba atau zat-zat lainnya.
Dokter Hari mengungkapkan ini merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan kecubung yang beragam, misalnya sambil minum alkohol atau dicampur narkoba.
Campuran ini dapat menghasilkan efek yang diinginkan oleh pengguna, namun juga meningkatkan risiko serius terhadap kesehatan.
Halusinasi dan Kecanduan
Kecubung dengan kandungan alkaloid tropana yang dimilikinya, merupakan tanaman yang memiliki potensi bahaya yang signifikan jika digunakan secara tidak benar.
Alkaloid tropana ini memiliki efek antikolinergik yang kuat, yang dapat mengganggu sistem saraf pusat manusia dan menyebabkan berbagai dampak negatif.
Salah satu efek utama dari mengonsumsi kecubung adalah timbulnya gejala seperti halusinasi, kejang, dan delirium.
Gejala halusinasi yang dipicu oleh kecubung dapat membuat pengguna mengalami pengalaman sensorik yang tidak nyata dan tidak dapat dijelaskan secara rasional.
Selain itu, kecubung juga dapat menyebabkan kejang otot yang parah, yang merupakan respons dari sistem saraf terhadap racun yang terkandung di dalamnya.
Delirium, yang merupakan kondisi penurunan kesadaran yang akut, juga dapat terjadi, menyebabkan pengalaman kebingungan parah dan hilangnya kesadaran akan lingkungan sekitar.
Penggunaan kecubung juga rentan terhadap kecanduan.
Efek psikoaktifnya, termasuk rasa senang berlebih (euphoria) yang mungkin dialami setelah mengonsumsinya, dapat menjadi pemicu untuk penggunaan berulang.
Bagian dari tanaman ini yang paling sering disalahgunakan untuk tujuan rekreasi adalah biji buahnya.
Biji kecubung mengandung konsentrasi tinggi alkaloid tropana dan bisa sangat beracun jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis yang ketat.
Dalam beberapa kasus, penggunaan kecubung untuk tujuan rekreasi dapat berujung pada peristiwa berbahaya seperti overdosis atau keracunan serius.
Efek jangka panjang dari paparan berulang terhadap alkaloid tropana dalam kecubung juga belum sepenuhnya dipahami, tetapi dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf dan organ tubuh lainnya.
Penting untuk diingat bahwa tanaman ini tidak boleh digunakan atau dikonsumsi kecuali di bawah pengawasan medis yang ketat dan untuk tujuan yang jelas dalam pengobatan.
Penyalahgunaan kecubung untuk tujuan rekreasi atau eksperimental sangat tidak disarankan karena potensi bahayanya yang besar dan risiko serius yang dapat terjadi.
Penting untuk diingat bahwa kecubung bukanlah tanaman yang aman untuk digunakan tanpa pengawasan yang tepat.
Efek sampingnya yang serius, termasuk potensi untuk menyebabkan ketergantungan dan kerusakan sistem saraf, membuatnya menjadi substansi yang tidak boleh dianggap remeh.
Pendidikan yang tepat mengenai bahaya kecubung dan peningkatan kesadaran akan risiko yang terkait dengan penyalahgunaannya sangat penting untuk mencegah dampak negatif yang lebih lanjut bagi masyarakat.
Dehidrasi
Konsumsi kecubung dapat mengakibatkan dehidrasi yang serius pada tubuh manusia.
Tanaman ini mengandung zat-zat kimia seperti alkaloid tropana, termasuk skopolamin, yang memiliki efek antikolinergik yang kuat.
Efek ini dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar keringat dan menghambat mekanisme tubuh untuk mempertahankan kadar air yang seimbang.
Pada kondisi dehidrasi akut, tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi.
Gejalanya termasuk mulut kering, haus yang tidak terpuaskan, kulit kering, pusing.
Pada kasus yang lebih parah, dehidrasi dapat mengarah pada masalah kesehatan yang lebih serius seperti gagal ginjal, kejang, atau bahkan koma.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari penggunaan kecubung secara tidak aman atau tanpa pengawasan medis yang tepat, mengingat potensi efek buruk yang dapat ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia.